Berhenti sejenak...

Beberapa waktu belakangan ini saya mengalami badai emosi yang signifikan. Mungkin orang banyak bilang saya sedang galau, tapi saya lebih suka kalau menamainya dengan moodswing. Ya, mood saya yang sudah dari sejak lahir hobi bermain ayunan, menjadi semakin keras ayunannya... Saya menyadari bahwa badai emosi itu dipicu oleh sebuah hal, yang tidak lain dan tidak bukan adalah sesuatu bernama maharaja thesis.

Ya, thesis, yang selama hampir satu semster ini begitu merajai dan begitu lekat dengan saya. Sebetulnya saya punya pilihan untuk tidak terlalu lekat dengannya, tapi campuran antara rasa penasaran, keinginan untuk menakhlukkan, dan deadline dari kampus mendorong saya untuk semakin dekat dengannya. Akhirnya, saya memang sungguh-sungguh dekat dengan si maharaja itu, baik hati maupun pikiran. Sampai-sampai logika mebjadi begitu kuat, dan mengabaikan jeritan hati yang sebetulnya ingin meminta jeda untuk berhenti. Selama enam bulan, sebenarnya seringkali si hati mengiba-iba untuk disekolahkan, diberi ruang untuk berekspresi, namun sering dihalangi oleh logika yang sellau punya segudang alasan untuk memaksa saya berintim ria dengan si maharaja. Asal tahu saja, sejak berkutat dengan thesis, saya jaraaaang sekali melakukan hal-hal yang saya sukai; main dengan anak-anak di Pingit bisa dihitung dengan jari, menyanyi hanya di kamar mandi, menggambar tidak pernah, pegang biola, sama sekali tidak ingat, apalagi menulis di blog ini. Ya, banyak hal yang menyenangkan di luar thesis saya tinggalkan.. Alhasil, saya pun kolaps, secara emosional... menjadi jenuh dan sangat sensitif, bahkan oleh hal-hal kecil. Tentu saja, itu menyiksa saya...

Akhirnya, saat libur lebaran tiba, saya putuskan untuk berhenti sejenakl dari kelekatan saya, mengalahkan logika, dan lebih mengikuti kata hati. Ya, saya putuskan untuk berlibur, keluar dari rutinitas sehari-hari, dan meninggalkan si maharaja barang sejenak. Sebenarnya, itu juga bukan hal yang mudah. Saat memutuskan untuk berlibur, saya masih dihantui oleh pikiran menganalisis data penelitian dan membantu Ibu menyiapkan acara lebaran. Plus rasa bersalah karena akan meninggalkan.  Namun, saya membulatkan tekad untuk berlibur, demi pulihny kondisi mental, daripada nanti semakin memburuk. 



Jumat pagi, saya naiki motor saya ke stasiun Lempuyangan, dan buru-buru membeli tiket kereta prambanan ekspres tujuan solo. Ya, ke kota itulah saya ingin berlibur. Hari itu, saya baru menyadari bahwa sudah 7 bulan saya tidak berkunjung ke rumah Eyang. Waktu yang sangat lama untuk saya, karena biasanya sebulan sekali saya pasti kesana.. Waktu dua hari satu malam sungguh saya manfaatkan dengan sebaik mungkin, sungguh-sungguh saya nikmati untuk diri saya sendiri, dan untuk sementara saya ucapkan selamat tinggal thesis. Saya sungguh menikmati bisa wisata kuliner di warung makan legendaris ( sampai-sampai tante saya yang melihat cara saya makan bilang kalau saya terlihat seperti orang yang tidak pernah makan, hehehe), bisa ngobrol dengan keluarga di rumah Eyang, bisa nonton serial CSI berjam-jam, bisa bantu jaga warung, dan bisa tidur berjam-jam tentu saja. Waaah.........luar biasa nikmatnya!!! Jangan ditanyaaa!!!! Sungguh saya syukuri pengalaman selama dua hari satu malam itu....

Dalam perjalanan pulang ke jogja, di atas kereta yang lumayan kosong tanpa penumpang, saya pun merenung.  Buat saya, tugas dan tanggung jawab, ibarat pisau bermata dua. Disatu sisi bisa sangat menggoda dan menantang karena mempertajam kompetensi dan kapasitas diri, namun disisi lain, tanpa diimbangi oleh kesadaran dan pengendalian diri untuk menjaga diri agar tetap jernih, dapat berubah menjadi panah beracun yang menggerogoti diri. Hal yang lain, saya semakin yakin bahwa sejatinya jiwa saya begitu dinamis dan bebas, tidak tahan jika berada dalam situasi yang monoton. Saya sadari pula bahwa sejatinya rasa dan logika bisa bekerja sama, saling mengingatkan dan mengisi, bukannya saling mempertentangkan. Sejatinya pula, ada saatnya untuk berhenti sejenak dari segala keriuhan dan rutinitas, untuk menjernihkan diri, memandang perjalanan hidup dari sudut pandang yang berbeda, mengambil makna, dan menyusun tujuan yang baru. 

Itu tadi saya, bagaimana dengan Anda?
































Comments

Mahatma said…
saiki kui sing yo tak rasakke hehehe....thesis oh thesis...

Popular Posts